SENTUHAN MALAM part X – Great Sword

Posted by sunariyo Kamis, 12 April 2012 0 komentar


Kotak Curhat

Mohon maaf sebelumnya, karena ceritaku ini sudah lama sekali tidak ku postingkan. Bukan karena belum selesai mengetiknya, hanya saja malas mempostingkannya saja. Yah... karena masih sepi komennya. Eh, mau gimana lagi yah... kalo disimpan mulu, ntar malah karatan, eh maksudku ntar malah ilang deh ceritanya. Ya, jadi ku putuskan, mulai sekarang akan ku postingkan seluruh ceritanya sampai selesai. Jadi, tunggu aja (itupun kalau ada yang mau membaca).
Dan bagi yang belum tau ceritanya, dapat membaca cerita SENTUHAN MALAM dari awal cerita.
Ehm... sebenarnya sih mau buat cerita lagi, cerita yang berbeda, judul berbeda, tokoh utama yang berbeda tetapi musuh yang.... eh, tapi masih ada hubungannya dengan cerita SENTUHAN MALAM. Lah... kalau masih ada hubungannya, kenapa tokoh utamanya berbeda? Bagi yang sudah membaca dari awal cerita, tunggu saja hingga akhir cerita, maka akan tahu kenapa tokoh utamanya akan berbeda.
So, tunggu aja...


Gelap.... Kelam.... Sunyi.... Sepertinya aku ingat suasana seperti ini. Perlahan ku membuka mataku, sedikit demi sedikit aku dapat melihat di mana aku berada. “Tempat ini...” dengan suara rendah ku berkata. Ya, aku ingat tempat ini. Bagaikan hutan rimbun, dengan pohon-pohon yang berukuran besar dan juga sangat tinggi. “Ini... Jalan penghubung.” Ku berkata kembali entah dengan siapa. Tapi benar, ku kembali. Sekarang ku bersandar di sebatang pohon besar di belakangku. Segera beranjak dan melihat ke sekeliling. “ShadowZ?” ku tau dia telah tiada, tapi ku tetap mengatakan hal itu. Tapi? Kemana jasad ShadowZ? Ku berlari ke sekeliling, tapi aku hanya menemukan pakaian ShadowZ. Ya, hanya pakaiannya, bahkan senjatanya tak ada. Ku memungut pakaian itu dan kembali melihat ke sekeliling. “Apa yang ku lakukan sekarang?” ku bertanya pada diriku sendiri. Kemudian ku meletakkan kembali pakaian itu dan hendak berlari pergi. “Aku harus segera menyelesaikannya sekarang juga.” Ku kembali berkata pada diriku sendiri. Tetapi kemudian ku menoleh kembali ke belakang, melihat pakaian itu lagi dan melangkah ke arah pakaian itu lagi. Ku mencoba untuk mengenakan pakaian itu. Ku melihat tubuhku sendiri, walau sedikit lebih besar, tapi sepertinya terlihat pantas untuk ku kenakan. Ya, ku memutuskan untuk mengenakan pakaian itu, tapi pastinya tanpa penutup kepala dan juga maskernya. Lalu ku segera berlari pergi.

===READ MORE==>>

0 komentar:

Posting Komentar

Ping your blog, website, or RSS feed for Free