Dalam kegemerlapan malam, kupandang kerlap-kerlip bintang, entah apa yang terpikirkan olehku, hanya terasa keinginan untuk menggapainya sekali… sekali saja… ingin sekali saja ku mengarungi lautan angkasa. Mataku terus terpanah menatap kemegahannya, kutebarkan seluruh pandangan ke arah bintang-bintang. Belum puas ku merasakan segala keindahannya, tiba-tiba segala lamunanku pudar oleh suara yang memanggilku.
“Jim, Jim! Lekaslah turun.”
“Ya, bu!”
Ternyata suara ibuku telah memanggilku, dengan segera ku turun dari loteng rumahku, ku pijaki satu persatu kayu-kayu yg tertancap pada tembok sisi kiri rumah sebagai tangga untuk turun dari loteng, kemudian ku berlari memasuki rumah.
Ibu dan adik laki-lakiku yang berumur hampir 10 tahun, Ferdy, telah siap di meja makan. Ya, di rumah hanya ada kami bertiga. Ayahku telah meninggal ketika aku masih kecil. Namun, kami tetap masih dapat hidup bahagia di keluarga kecil ini.
Kami pun makan malam seperti biasa. Selesai makan, aku mengobrol sebentar dengan mereka, hingga hari terasa sudah cukup malam, lalu ku melangkah ke seberang meja makan yang tak lain adalah tempat masak dan tepat dipinggirnya merupakan tempat mencuci piring. Lalu, aku langsung melangkah ke kanan dari tempat masak itu dan memasuki kamar mandi. Segera setelah itu, aku bergegas menuju kamarku yang berada di sebelah kiri jalanan penghubung ruang bagian depan dengan belakang –jika dilihat dari ruang depan–. Sedangkan di sisi lain terdapat satu kamar lagi di mana adik dan ibuku biasanya tidur. Ya, kamar tidur kami mengapit jalanan penghubung antara ruang depan dengan dapur, ruang makan, dan juga kamar mandi di bagian belakang.
Lalu ku masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamarku. Ketika ku memasuki kamar, segera saja ku melihat tumpukan buku pelajaran SMAku yang berantakan di atas tempat tidurku. Ya, aku hanya pelajar SMA biasa berumur sekitar 17 tahun yang –setidaknya sekarang ini– menjalani hidup seperti pelajar SMA pada umumnya. Pakaian yang kukenakan hampir selalu berupa hem, walau telah malam dan hendak tidur seperti sekarang ini, kinipun ku memakai hem berwarna gelap, campuran motif warna hijau gelap dan biru gelap yang terlihat serasi dengan celana panjang hitamku –setidaknya menurutku–. Dan sekarang, telah malam, besok juga hari Minggu, apa yang hendak kulakukan sekarang, ku tatapi tumpukan buku tersebut, dan dalam sekejap, ku meminggirkan buku-buku tersebut untuk berbaring di atas tempat tidurku yang berada di pojok kamar, menempel pada tembok yang tepat terdapat jendela pada tembok tersebut. Ku berbaring dan memandang keluar jendela. Sadar ataupun tidak, aku telah mengambil salah satu buku yang berserakan di sebelahku. Entahlah, apa yang hendak ku lakukan, ku hanya memutar-mutar buku dan memandang keluar jendela... hingga... terlelap…..
------------------------------
===READ MORE==>>